Turbofan, turboprop dan turboshaft. Boeing 737-900ER adalah turbofan,
ATR-72 adalah turboprop dan turboshaft untuk kebanyakan helikopter,
maskapai Lion Air tentu yang paling jumawa, karena memiliki armada
turbofan dan turboprop dalam jumlah besar dan relatif baru.
Dibanding turboprop, mesin turbofan memakan biaya yang sangat besar
dalam tiap pengoperasiannya. Maka dari itu sangat bijaksana lah kiranya
kalau rute rute dekat dilayani dengan pesawat bermesin turboprop,
seperti rute Batam-Pekanbaru. Perbedaan yang sangat signifikan antara
pesawat turbofan dan turboprop adalah dari segi jumlah penumpang, pesawat
turbofan bisa mengangkut 180-an penumpang sedangkan turboprop sekitar
70-an. Kalau Batam-Pekanbaru terlalu ramai penumpang tentu
perhitungannya menjadi lain.
Fokker 27 TNI-AU yang
jatuh di Jakarta beberapa hari yang lalu juga bermesin turboprop, tipe
mesinnya sama dengan ATR-72 yaitu memakai propeller, walau agak tua
namun lebih garang di udara, biar kata tidak menggendong senjata ataupun
peluru kendali. Garang karena yang diangkut adalah pasukan terbaik yang
dimiliki Ibu pertiwi, sebut saja Paskhas TNI-AU. Jikalau anda masih ingat
pada tahun 2009 yang lalu, pesawat sejenis ini juga mengalami
kecelakaan dan akhirnya jatuh di daerah Lanud Husein Sastranegara.
Satu lagi jenis pesawat turboprop yang dimiliki TNI-AU adalah C-130 Hercules.
Meyikapi
kejadian jatuhnya Fokker 27, Menteri Pertahanan menyatakan dalam
keterangannya bahwa Fokker 27 yang dimiliki TNI-AU di-grounded sampai
peyelidikan jatuhnya pesawat tadi selesai dan penyebabnya terungkap. Ditambahkan oleh pak menteri, bahwa
pengganti pesawat Fokker 27 akan datang pada awal tahun 2014. Sebagai
pesawat angkut personel maka pengganti Fokker 27 tadi juga bermesin turboprop
yaitu CN-295. Kita tunggu saja kapan pengadaan CN-295 ini terealisasi.
Harapan kita mudah-mudahan pengadaan CN-295 ini tidak sama dengan pengadaan alutsista lainnya yang sarat skandal, sebut saja
pengadaan pesawat Sukhoi dari Rusia, sampai tank Scorpion. Diduga banyak
terjadi kecurangan sana sini yang merugikan negara dalam jumlah yang
tidak kecil, kalau negara yang rugi, lalu yang untung siapa ?
Mudah-mudahan tidak demikian dengan CN-295.