Sabtu, 17 Maret 2012

Taman, hak kota dan warga kota

Taman Kolam Sekupang, begitulah taman ini dinamai oleh masyarakat Batam, terletak di Kecamatan Sekupang, taman ini mudah dijumpai karena letaknya persis disamping jalan menuju Pelabuhan Ferry Internasional Sekupang. Pohon rimbun mengelilingi sebuah kolam yang sarat tumbuhan teratai membuat taman ini cocok untuk dijadikan tempat melepas penat atau sekedar menghirup udara segar. Sehingga banyak yang berkunjung ke taman ini mulai dari pelajar, atau bahkan orang tua yang sengaja mengajak anaknya.

Keberadaan taman atau Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) pada sebuah kota sangatlah penting, terutama bagi kota kota besar, keberadaannya bisa dijadikan parameter nilai keseimbangan lingkungan kota. Lingkungan yang baik adalah ekosistem yang terjaga, terdiri dari beragam jenis tumbuhan dan hewan, semua hidup berdampingan dengan manusia, saling memberi dan harusnya saling menjaga. hubungan saling memberi ini seperi simbiosis mutualisme, bahwa manusia melepaskan CO2, CO2 diambil oleh tumbuhan untuk berfotosintesis lalu hasil fotosintesis menghasilakan O2 yang sangat kita butuhkan untuk bernapas, suka tidak suka dari tumbuhanlah manusia bisa menghirup udara bersih untuk bernapas. Semua diberikan dengan cuma cuma, terkecuali anda tertarik untuk bernapas dengan tabung oksigen di rumah sakit. Oleh karena itu, kapan sebuah kota dinilai baik ? Adalah ketika suatu kota mempunyai para ahli perencanaan tata kota yang telah memperkirakan secara matang berapakah presentase luas taman ( RTH ) dengan jumlah populasi penduduk kota tersebut.

Taman sebagai ruang terbuka hijau juga memberikan proteksi awal kepada kota terhadap bencana alam. Kita semua tahu Jakarta adalah kota yang rawan terjadi banjir, setiap tahun banjir selalu menghantui warga kota, tidak hanya menghambat aktivitas warga, terkadang banjir juga meyebabkan kerugian moril dan materil lainnya. Lalu mengapa banjir setiap tahun terjadi ? Seakan tidak ada habisnya. Apakah upaya kita kurang, ataukah memang alam sebegitu jahatnya kepada warga Jakarta, bukankah harusnya harmonisasi alam memberikan keindahan bagi kehidupan kita, dan warga jakarta juga berhak dong untuk mendapatkan keharmonisan alam itu, tapi bagaimana mungkin hamonisasi itu terwujud kalau perhatian kita kepada alam sangat kurang. Perhatian kita terhadap lingkugan sangat minim, ruang terbuka hijau sangat terbatas, taman taman tidak terpelihara. Lalu bagaimana pohon mau menyerap air hujan ? Kalau tempat dia tumbuh saja kita gusur, hanya karena pembangunan tembok tembok tinggi yang mengatasnamakan industri dan ikon kemajuan zaman.  Bukankah rumusnya sudah jelas, semakin banyak pohon yang kita tebang semakin sedikit kemampuannya untuk menyerap air, pun begitu sebaliknya, jadi, selama  mindset kita tidak berpihak kepada kelestarian lingkungan, sampai kapanpun ekosistem antara alam dengan manusia manusia jakarta tidak akan pernah harmonis.Dan tentu saja banjir akan tetap menggerayangi ibukota.

Selain kebutuhan akan keseimbangan lingkungan, taman juga memberikan nilai estetika bagi sebuah kota. Bahkan tidak menutup kemungkinan taman bisa menjadi ikon sebuah kota, seperti Victoria Park di Hongkong. Disana dapat kita lihat, bahwa ternyata fungsi taman tidak hanya baik bagi lingkungan, tetapi juga menjadi tempat bersosialisasi antar warga kota, sekedar bersenda gurau atau janjian dengan gebetan baru, semuanya nyaman dilakukan ditengah hiruk pikuk kehidupan kota Hongkong. Victoria Park seperti menjadi surga kecil yang tersembunyi ditengah tengah kota, rimbun dengan beragam jenis pohon baik besar maupun kecil, burung burung riuh rendah berkicau dan serangga banyak yang hinggap di dedaunan yang hijau.  Jangankan manusia, kupu kupu pun senang berkunjung ke taman ini, dilengkapi dengan bale bale yang teduh serta fasilitas toilet yang semuanya mengutamakan unsur kebersihan, membuat taman ini juga cocok untuk sekedar melepas penat dari kejenuhan aktivitas kerja. Fasilitas olahraga umum juga tersedia dan terpelihara dengan baik, seperti lintasan jogging, lapangan futsal atau peralatan olahraga laiinya, dan yang lebih menggiurkan dalam pemakainnya tidak dipungut biaya, tetapi anda harus teratur menggunakan termasuk teratur dalam antrian.

Apakah taman selalu bermusuhan dengan industri dan kemajuan jaman, saya bilang tidak juga. Mari kita melongok ke negara tetangga Singapura. Disini dapat kita temui bahwasanya taman bisa berdampingan indah dengan industri dan kemajuan jaman. Tentu anda semua pernah mendengar Orchard Road, sebuah jalan yang sangat terkenal bagi turis turis mancanegara yang hendak berkunjung ke Singapura, disepanjang jalan ini berdiri gedung gedung tinggi yang megah, apakah itu hotel, toko toko maupun pusat hibuan semua ada, saking terkenalnya, rasanya kalau ke Singapura terasa belum lengkap kalau belum menjajalkan kaki ke jalan ini. Untuk masalah ketenaran, menurut saya Orchad Road tidak kalah tenar dengan Jalan Maliobor di Jogja atau Jalan Pandanaran di Semarang. Namun yang membedakannya adalah keberadaan taman sepenjang  Orchard Road, rimbun dan sarat ditumbuhi oleh bermacam pohon, sehingga nuansa teduh terasa lebih dominan dibanding aktivitas mobil dan bus yang berlalu lalang di sepanjang jalan. Plus ditunjang dengan fasilitas pedestrian yang luas, memberikan nuansa nyaman kepada pengguna jalan, dan lagi lagi faktor  kebersihan tetap menjadi prioritas disini.

Bagaimanpun, taman penting bagi sebuah kota, apakah itu sebagai penyeimbang lingkungan, proteksi awal bencana, ataupun menambah nilai estetika dari sebuah kota, karena kebutuhan kitalah maka kita harus membuat taman dan menjaganya. Langkah awal bisa dimulai dengan membuat taman kecil di rumah masing masing, barulah sesudah itu taman menjadi hiasan di tengah kota, lebih lanjut meningkatkannya dalam artian memperluas area taman atau menjaga keberadaan taman, jangan yang sudah ada digusur atau ditiadakan, kasihan anak cucu kita nanti, iya kan ?